|
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anak sebagai harapan masa depan bangsa dan negara, karenanya mereka perlu dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, bermoral, dan berguna bagi masyarakat, untuk itu perlu persiapan sejak dini yaitu sejak dalam kandungan melalui pengasuhan yang baik dan anak perlu diasuh karena mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahap setiap tahapan mempunyai ciri dan tuntutan tersendiri (Hanati, 2003).
Tiga tahun pertama (1-3 tahun) atau disebut dengan usia prasekolah awal dalam kehidupan yaitu masa keemasan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada tahun-tahun ini, kemampuan fisik dan motorik anak berkembang pesat.Demikian pula kemampuan kognitif, kemampuan emosi serta kemampuan sosialnya. Proses pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia tersebut, diharapkan kepada orang tua untuk dapat memperoleh suatu pemahaman, misalnya, orang tua perlu memberikan stimulasi, baik itu berbentuk stimulasi visual, auditif, taktil, dan stimulasi kinetik dalam rangka membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal(Rosita, 2003).
|
Perkembangan dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku lebih tinggi. “Lebih tinggi” berarti lebih banyak diferensiasinya.Anak-anak secara tetap bergerak maju, siap untuk maju, dan memerlukan kompetensi yang berbeda (Djiwandono, 2005).
Pola pengasuhan (parenting) atau perawatan anak sangat bergantung pada nilai-nilai yang dimiliki keluarga. Budaya timur seperti Indonesia, peran pengasuhan atau perawatan lebih banyak dipegang oleh istri atau ibu, meskipun mendidik anak merupakan tanggung jawab bersama. Tujuan utama pengasuhan orang tua adalah mempertahankan kehidupan fisik anak dan meningkatkan kesehatannnya, memfasilitasi anak untuk mengembangkan kemampuan sejalan dengan tahapan perkembangan dan mendorong peningkatan kemampuan berperilaku sesuai dengan nilai agama dan budaya yang diyakininya (Supartini, 2002).
Berdasarkan hasil study pendahuluan di Desa Sukadana Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah didapatkan data bahwaterdapat 126 anakusia prasekolah dari 122 kepala keluarga. Setelah dilakukan observasi terhadap anak-anak usia prasekolah di desa tersebut, bahwa terdapat anak yang mengalami keterlambatan perkembangan dalam aspek motorik seperti anak yang seharusnya sudah bisa melompat pada umur 3 atau 4 tahun, tetapi dia belum bisa melompat pada usia tersebut. Hal ini disebabkan kerena para orang tua kurang memperhatikan proses perkembangan anak-anaknya, serta mereka tidak mengerti tentang penerapan bentuk pola asuh yang tepat untuk anak-anak mereka. Terdapat beberapa orang tua yang cenderung melakukan kekerasan terhadap anak-anaknya pada saat anak-anaknya melakukan kesalahan, sehingga anak berkembang kurang inisiatif, kurang kreatif serta kurang mampu untuk konsentrasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan usaha dalam membina keluarga dan memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang pentingnya tumbuh kembang anak sejak usia dini. Memberikan informasi tentang kesehatan sehingga mampu dilaksanakan dalam berbagai kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Bertolak dari hal-hal tersebut di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian khususnya tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan motorik anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Desa Sukadana Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
1.2. Identifikasi Masalah
Pada umumnya terjadinya keterlambatan perkembangan motorik anak disebabkan oleh keluarga atau orang tua yang kurang mengerti tentang pola pengasuhan atau perawatan anak, kurangnya pemantauan terhadap perkembangan anak sehingga anak dibiarkan begitu saja.Terdapat 3 bentuk pola asuh orang tua menurut Strewart dan Koch (1983) dalam Tarmudji (2001) yaitu: 1) Pola asuh otoriter, 2) Pola asuh demokratis, dan 3) Pola asuh permisif.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh menurut Supartini (2002) yaitu: 1) Usia orang tua, 2) Keterlibatan orang tua, 3) Pendidikan orang tua, 4) Pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, 5) Stres orang tua, dan 6) Hubungan suami istri.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih jelas batas-batasnya, maka peneliti perlu melakukan batasan masalah yang terdiri dari:
1.3.1. Pengaruh penerapan pola asuh otoriter terhadap perkembangan motorik anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Desa Sukadana Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
1.3.2. Pengaruh penerapan pola asuh permisif terhadap perkembangan motorik anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Desa Sukadana Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
1.3.3. Pengaruh penerapan pola asuh demokratis terhadap perkembangan motorik anak usia prasekolah (3-5 tahun)di Desa Sukadana Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Apakah ada pengaruh pola asuhorang tua terhadap perkembangan motorik anak usia prasekolah di Desa Sukadana Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah?”
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1.5.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pola asuh terhadap perkembangan motorik anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Desa Sukadana Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
1.5.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi pola asuh pada anak usiaprasekolah (3-5 tahun) di Desa Sukadana Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
2) Mengidentifikasi perkembangan motorik anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Desa Sukadana Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
3) Menganalisa pengaruh pola asuh terhadap perkembangan motorik anak usia prasekolah di Desa Sukadana Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan teori dalam pengembangan ilmu keperawatan terutama tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan motorik anak usia prasekolah (3-5 tahun).
1.6.2 Manfaat Praktis
1) Bagi Ilmu keperawatan
Untuk menambah ilmu yang berkaitan dengan lingkup keperawatan anak terutama tentang pola asuh terhadap perkembangan motorik anak.
2) Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti untuk memaparkan metodologi penelitian yang sudah dipelajari dan dikaitkan dengan konsep keperawatan.
3) Bagi Masyarakat dan Keluarga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar