Kamis, 05 Januari 2012

KTI HUBUNGAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DENGAN PENURUNAN DEMAM PADA ANAK YANG MENGALAMI KEJANG DEMAM USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS KEDIRI


1
 
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         Latar belakang
Anak merupakan generasi penerus suatu bangsa maka ia harus menjadi orang yang cerdas dan sehat (mental dan sosial).jka anak yang sakit atau dirawat di rumah sakit,perawat adalah orang  yang paling dekat dengan pasien  yang harus memenuhi kebutuhannya.untuk memenuhi hal tersebut asuhan keperawatan harus sesuai dengan pasien yang dihadapi apakah ia bayi baru lahir, balita atau anak usia sekolah/remaja. Hal ini terkait dengan salah satu tugas perawat dan keluarga dalam bidang kesehatan yaitu merawat anak yang mengalami gangguan kesehatan. Pada masa anak, penyakit lebih rentan dari pada usia dewasa, misalnya saja terjadi kejang demam (Darto saharso, 2002).
Kejang yang disebabkan penyakit saraf seperti Meningitis, Ensepalitis atau Ensopalapati. Kejang pada keadaan ini mempunyai prognosis berbeda dengan kejang demam karena keadaan yang mendasarinya mengenai system susunan saraf pusat. Dahulu Livingston membagi kejang demam menjadi 2 golongan, yaitu kejang demam sederhana (Simple Febrile Convulsion) dan epilepsi yang dipropokasi oleh demam (Epilepsi triggered of by fever). Definisi ini tidak lagi digunakan karena studi prospektif epidemiologi membuktikan bahwa risiko berkembangnya epilepsi atau berkurangnya kejang tanpa demam tidak sebanyak yang diperkirakan (Arif,Mansjoer,2000).
Kejang demam merupakan salah satu kelainan saraf yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak. Sekitar 2,2% hingga 5% anak mengalami kejang demam sebelum mereka mencapai umur 5 tahun. Sampai saat ini masih terdapat perbedaan pendapat mengenai akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ini namun pendapat yang dominan saat ini kejang pada kejang demam tidak menyebabkan akibat buruk atau kerusakan pada otak namun kita tetap berupaya untuk menghentikan kejang secepat mungkin (Marlian L, 2005).
Kejadian kejang demam diperkirakan 2-4% da Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Eropa Barat. Kejadian kejang demam di Asia lebih tinggi kira-kira 20% kasus merupakan kejang demam komplek. Akhir-akhir ini kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu kejang demam sederhana yang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum, dan kejang demam komplek yang berlangsung lebih dari dari 15 menit, fokal atau multifel (lebih dari 1 kalikejang demam dalam 24 jam) (Arif, Mansjoer, 2000).
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi,kerusakan jaringan otak dan faktor lain yang menyebabkan gangguan pada fungsi otak telah menyerang sedikitnya 1 miliyar orang diseluruh dunia. Penyakit yang telah menyerang jutaan orang di seluruh dunia ini, tidak mengenal umur, jenis kelamin, status pendidikan, maupun pendapatan. Lebih dari 1 miliyar orang yang terkena ganguan saraf di seluruh dunia. Sebanyak 50 juta orang menderita epilepsi dan 24 juta orang menderita Alzheimer dan penyakit dimensia lainnya. Menurut WHO diperkirakan 6,8 juta orang meninggal tiap tahun akibat ganguan syaraf  (Marlian L, 2005).
Kejang demam anak perlu diwaspadai karena kejang yang lama (lebih dari 15 menit) dapat menyebabkan kematian (0,64-0,74%), kerusakan saraf otak sehingga menjadi Epilepsi, kelumpuhan bahkan retardasi mental. Hasil pengamatan Livingston diantara 201 pasien kejang demam sederhana 6 (3%) menderita epilepsi, sedangkan diantara 297 pasien dengan Epilepsi yang diprovokasi oleh demam 276 (93%) menderita epilepsi. Prichard dan Mc Greal mendapatkan angka Epilepsi 2% pada kejang demam sederhana dan 30% pada kejang atipikal. Di Indonesia, Lumban Tobing melaporkan 5 (6,5%) diantara 83 pasien kejang demam menjadi Epilepsi. Penanganan kejang demam harus tepat, sekitar 16% anak akan mengalami kekambuhan (rekurensi) dalam 24 jam pertama walaupun adakalanya belum bisa dipastikan, bila anak mengalami demam yang terpenting adalah usaha menurunkan suhu badannya (Suprohaita ,2000).
Berdasarkan hasil prasurvey di Indonesia pada bulan April 2009 terdapat 15 kasus kejang demam, 80% (11 Kasus) disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, 2 pasien kejang demam meninggal dengan observasi Meningitis dan Enchepalitis. Kronologis  terjadinya kejang demam. (Teguh Subianto. 2009)
Kejang Demam keadaan yang paling dikawatirkan para orang tua saat anak mengalami demam yang tinggi. Kejang karena demam terebut seringkali terjadi pada usia anak tertentu.  Kejadian kejang demam pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun hampir 2 – 5% (Ngastiyah 2005).
Berdasarkan data yang diperoleh Pada tahun 2010, Anak yang mengalami kejang demam di Puskesmas Kediri Kabupaten Lombok Barat sebanayak 50 kasus dalam satu tahun terakhir.kebanyakan terjadi pada anak usia 1-5 tahun,dimana anak tersebut mengalami demam tinggi yang disertai kejang demam.
Kejang demam,  bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu (suhu rektal lebih dari 38˚C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (di luar rongga kepala). Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures (1980), kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi yang berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk. Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam. (Ngastiyah 2005).
Mekanisme Tubuh Terhadap Kompres Hangat dalam Upaya Menurunkan Suhu Tubuh.Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat (berkeringat), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali. (Teguh Subianto. 2009)
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melihat Hubungan Pemberian Kompres Hangat dengan penurunan demam pada anak yang mengalami kejang demam Usia 1-5 tahun.

1.2         Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penelitian membuat rumusan masalah sebagai berikut :
Hubungan Pemberian Kompres Hangat dengan penurunan demam pada anak yang mengalami kejang demam Usia 1-5 tahun  ?



1.3         Tujuan penelitian
1.3.1        Tujuan umum
Adapun yang menjadi tujuan umum adalah untuk mengetahui Hubungan Pemberian Kompres Hangat dengan penurunan demam pada anak yang mengalami kejang demam Usia 1-5 tahun di puskesmas kediri lombok barat.
1.3.2        Tujuan khusus
a.       Mengidentifikasi pemberian kompres hangat pada anak yang mengalami  demam  usia 1-5 tahun di Puskesmas kediri lombok barat.
b.    Mengidentifikasi Penurunan demam  pada anak yang mengalami kejang demam anak usia 1-5 tahun di puskesmas  Kediri lombok Barat.
c.     Menganalisis hubungan Pemberian Kompres Hangat dengan penurunan demam pada anak yang mengalami kejang demam Usia 1-5 tahun di puskesmas kediri lombok barat.

1.4         Manfaat penelitian
Manfaat penilitian adalah kegunaan hasil penelitian yang berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan.
1.4.1        Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
a.     Mengaplikasikan ilmu keperawatan khususnya pemberian kompres hangat dengan penurunan  demam pada anak yang mengalamii kejang demam usia 1-5 tahun dalam melakukan asuhan keperawatan.
b.    Sebagai salah satu tindakan berupa pemberian  kompres hangat dalam bentuk asuhan keperawatan kepada klien anak penderita kejang demam.
1.4.2        Bagi peneliti
a.     Sebagai pengalaman dalam proses belajar khususnya dalam bidang penelitian kesehatan.
b.    Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang berguna untuk mengetahui pemberian kompres hangat terhadap  demam pada anak.
1.4.3        Bagi instansi tempat penelitan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk pelaksanaan kesehatan tentang kejang demam pada anak.
1.4.4        Bagi program studi D III  keperawatan UNW Mataram
Hasil penelitian ini sebagai tambahan impormasi ilmu keperawatan bagi pembaca yang berminat terhadap penelitian ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar